}

Minggu, 10 Maret 2013

bolehkah penderita stroke bercinta ?



Bolehkah Penderita Stroke Bercinta?  Hasrat untuk melakukan hubungan seks dapat muncul pada setiap orang. Tidak terkecuali bagi Anda yang mengalami stroke. Kelumpuhan sebagian anggota badan akibat stroke mungkin dapat mengganggu aktivitas seksual Anda, namun bagaimana pun hasrat untuk bercinta akan tetap muncul.
Philippine Neurological Association (PNA) menjelaskan penderita stroke masih memiliki gairah untuk berhubungan seks. Aktivitas ini biasanya bisa dilakukan sebulan setelah serangan stroke, asalkan yang bersangkutan minum obat secara teratur. Dr Annette Bautista mengatakan alat kelamin seseorang tidaklah ‘lumpuh’ kendati yang bersangkutan mengalami stroke. Kecuali jika stroke yang dialami sangat parah dan mempengaruhi otak. Biasanya dampak psikologis yang timbul paska stroke adalah munculnya anggapan bahwa penderita stroke tidak dapat melakukan hubungan seks dengan baik. Hal itu tidaklah benar, kecuali Anda mengalami stroke besar, seperti di seluruh sisi kiri otak, dan  Anda tidak dapat lagi mengerti apa yang dibicarakan orang lain.
Kemungkinan penderita stroke mengalami insiden lain saat bercinta masih tinggi. Tapi jika Anda teratur minum obat ditengah aktivitas bercinta, maka akan  aman-aman saja. Sebenarnya seks tidak kontraindikasi dengan pasien stroke. Dorongan seksual biasanya tidak terpengaruh, terutama bagi laki-laki. Dorongan seksual dan keinginan masih ada. Seks tidak akan kontraindikasi selama tekanan darah dikendalikan. Karena itu minumlah obat secara teratur, sebab sistem syaraf saat aktivitas seksual terjadi akan membuat tekanan darah meningkat dan mempercepat detak jantung.
Agar hubungan seksual  Anda tetap menyenangkan dan aman, menurut Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Perilaku yang mengalami perubahan tergantung pada kerusakan otak
Adanya kerusakan pada otak kanan akan menyebabkan yang bersangkutan impulsif atau kaku sehingga mengganggu fungsi seksual. Saat terjadi hal ini, maka perlu menambah konsentrasi. Jika yang mengalami kerusakan adalah otak kiri, maka yang bersangkutan akan menjadi sangat berhati-hati dalam berhubungan seks. Sehingga terkesan yang bersangkutan ragu-ragu dan menjadi sangat lambat gerakannya. Untuk itu, pasangannya perlu memberi semangat untuk membantu pasien stroke meningkatkan keberaniannya dalam bercinta.

2. Adanya perubahan emosi yang cepat
Karena pasien stroke memiliki perubahan emosi yang cepat, maka pasangan jangan menanggapinya sebagai sesuatu yang bersifat pribadi. Konsultasikan pada para ahli bila muncul depresi gairah seks.

3. Kelumpuhan atau kehilangan rasa dapat mengganggu kegiatan seks
Saat bagian-bagian tubuh tak lagi sesensitif seperti sebelum terserang stroke, jangan putus asa mencari bagian tubuh yang masih sensitif. Selain itu patut dicoba merangsang bagian tubuh yang kehilangan sensitivitasnya. Berikanlah waktu yang lebih lama saat perangsangan. Dengan demikian, diharapkan sensasi di bagian tubuh yang kehilangan sensitivitas bisa muncul lagi.

4. Menggunakan posisi bercinta yang menyenangkan
Perlu mengeksplor posisi bercinta seperti apa yang menyenangkan keduanya dengan konsisi salah satu pasangan adalah pasien stroke. Dengan posisi yang paling cocok dan nyaman maka tidak akan mengurangi keleluasaan gerak. Jika sang suami adalah pasien stroke, maka peran istri untuk lebih aktif di ranjang tentu lebih dibutuhkan. Demikian pula sebaliknya.

5. Kejang otot mungkin terjadi sewaktu berhubungan seks
Kejang otot saat bercinta mungkin terjadi. Terkadang memang menakutkan, akan tetapi tidak berbahaya, sehingga aktivitas seks dapat terus dilanjutkan.

6. Pada keadaan tertentu bisa menggunakan vibrator
Alat bantu seks bisa digunakan dalam keadaan tertentu asal dengan petunjuk dokter. Selain itu bacaan atau tontonan yang merangsang bisa dicoba sebelum memulai hubungan seks.
Jadi, berhubungan seks pasca stroke sama sekali tidak dilarang. Kamar yang nyaman dan tenang adalah hal yang juga harus diperhatikan saat pasien stroke akan bercinta. Selain itu peran pasangan sangat dibutuhkan. Pasangan harus sabar, penuh kasih sayang, dan selalu memberi semangat pada pasien stroke. Namun, penderita stroke sebaiknya tidak melakukan hubungan seks apabila sedang banyak makan, capai, atau takut.

Tidak ada komentar:

Pasang Emoticon Anda!

Posting Komentar