}

Jumat, 22 Maret 2013

Ima BabySister Budak Seksku

Ima BabySister Budak Seksku
Malam telah larut dan jam telah
menunjukan pukul 9 malam. Sedari siang
tadi kakakku bersama suaminya
menghadiri pertemuan sebuah Network
Marketing dan diteruskan dengan
pertemuan khusus para leaders. Untuk
menghilangkan suntuk, aku connect ke
internet dan berbagai macam situs aku
buka, seperti biasa pasti terdapat banyak
situs porno yang asal nyerobot. Biasanya
aku langsung close karena aku enggak enak
dengan kakakku, tetapi malam ini mereka
tidak ada dirumah, hanya bersama dengan
seorang baby siters keponakanku,
Namanya Imah baru berumur 18Tahun dan
berasal dari Wonosobo. Memang agak
kolotan dan dusun sekali, tetapi kalau aku
perhatikan lagi Imah memiliki body yang
lumayan bagus dengan wajah yang tidak
terlalu jelek. Kami biasa mengobrolkan
acara tivi atau terkadang Imah aku ajari
internet meskipun hasilnya sangat buruk.
Entah kenapa malam ini keinginanku untuk
melihat situs porno sangat besar dan
libidoku naik saat aku lihat foto-foto
telanjang di internet, tanpa aku sadari Im-
im keluar dari kamar dan berjalan ke
arahku entah sudah berapa lama dia berdiri
disampingku ikut memperhatikan foto-
foto telanjang yang ada di monitor
komputer. "Apa enggak malu ya..?" tanya
Imah yang membuatku kaget dan segera
aku ganti situsnya dengan yang "normal".
Dengan berusaha tenang, aku minta Imah
mengulangi pertanyaannya. "Itu lho tadi,
gambar cewek telanjang yang Mas buat,
emangnya nggak malu kalau dilihat
orang?" Memang Imah sangat lugu dan
ndusun kalau soal beginian. Dengan santai
aku jawab sembari menyuruhnya duduk
disebelahku. "Begini Im, ini foto bukan aku
yang buat, orang yang buat ini (sambil aku
perlihatkan lagi situs yang memuat foto
telanjang tadi), merekakan model yang
dibayar jadi ngapain malu kalau dapat
duit." Kemudian Imah melihat lebih
seksama satu per satu foto telanjang itu
dengan posisi badan agak membungkuk
sehingga terlihat jelas bulatan kenyal
payudaranya, sudah sejak lama aku
menikmati pemandangan ini dan aku
sangat terobsesi untuk tidur dengan Imah.
Aku tersentak kaget saat Imah bertanya
soal poto dimana seorang cowol sedang
menjilati vagina cewek. "Apa nggak geli
ceweknya dijilati kayak gitu terus lagian
mau-maunya cowok itu jilatin punya
ceweknya padahalkan tempat pipis?".
Dengan otak yang sudah kotor aku mulai
berfikir bagaimana aku memanfaatkan
kesempatan ini dengan baik. "Gini Im,
vaginanya cewek kalau dijilatin oleh cowok
malah enak, memang awalnya geli tapi
lama-lama ketagihan ceweknya. Kamu
belum pernah coba kan?" tanyaku pada Im-
im sambil tanganku membuka foto-foto
yang lebih hot lagi. "Belum pernah sama
sekali, tapi kalau ciuman bibir dan susuku
diremes sudah pernah, aku takut kalau
nanti hamil". (memang Imah sangat
terbuka tentang pacarnya yang di Bogor
dan pernah suatu hari cerita kalau pacarnya
ngajak tidur di hotel tapi Imah nggak mau).
"Kalau Cuma kayak gitu nggak bakal bikin
hamil, gemana kalau kamu coba, nanti
kalau kamu hamil aku mau tanggungjawab
dan nggak perlu bingung soal uang, terus
kalau ternyata kamu eggak hamil, kamu
nanti aku ajari gaya-gaya yang ada difoto
ini. Gimana?" Dan Imah cuma diam sambil
lihatin wajahku, sebenarnya aku tahu dia
naksir aku sudah lama tapi karena posisi
dia hanya babysiters yang membuatnya
nggak PD. "Benar ya.., janji lho?" pintanya
dengan sedikit ragu. Dan dengan wajah
penuh semangat aku bersumpah untuk
menepati janjiku, meskipun aku enggak
ada niat untuk menepati janjiku. Aku
putuskan sambungan internet dan mulai
"melatih" Im-im dengan diawali teknik
berciuman yang sudah pernah dia rasakan
dengan pacarnya, sentuhan halus bibirnya
yang lembut membuatku membalas
dengan ganas hingga tanpa terasa
tanganku telah meremas payudara Imah
yang memang masih kencang. Desahan
halus mulai muncul saat bibirku menelusuri
lehernya yang agak berbulu seolah Im-im
menikmati semua pelatihan yang aku
berikan. Aku merasa cumbuan ini kurang
nyaman, aku dan Imah pindah ke dalam
kamar Imah, perlahan aku rebahkan
tubuhnya dan bibirku bergantian
menjelajah bibir dan lehernya sedangkan
tanganku berusaha membuka kaos dan BH-
nya dan kini separoh tubuh Imah telah
bugil membuat libidoku tidak karuan.
Tanpa ada keluhan apapun Imah terus
mendesah nikmat dan tangannya
membimbing tangan kiriku meremas
teteknya yang bulat sedangkan payudara
kanannya aku lumat dengan bibirku hingga
terdengar jeritan kecil Imah.Entah berapa
lama aku mencumbu
bagian atas tubuhnya
dan sebenarnya
keinginanku untuk
bercinta sudah sangat
besar tetapi aku tahu ini
bukan saat yang tepat.
Perlahan aku turunkan
celana pendek dan
celana dalamnya
bersama hingga Imah
sepenuhnya bugil dan
ini yang membuat dia
malu. Untuk membuat Imah tidak merasa
canggung aku mencumbunya lebih ganas
lagi sehingga kini Imah mendesah lebih
keras lagi dan tangan kanannya meremas
kaosku untuk menyalurkan gairahnya yang
mulai memuncak. Bibirku kini mulai
menjalar kebawah menuju vaginanya yang
tertutup kumpulan bulu hitam, perlahan
aku angkat kedua pahanya hingga posisi
selakangannya terlihat jelas. Samar-samar
terlihat lipatan berwarna merah di
vaginanya dan aku tahu baru aku yang
melihat surga dunia milik Imah. Kini bibirku
mulai menjilati vaginanya yang mulai banjir
dengan halus agar Im-im tidak merasa geli
dan ternyata rencanaku berjalan lancar,
desahan yang tadi menghiasi cumbuanku
dengan Imah kini mulai diselingi lenguhan
dan jeritan kecil yang menandakan
kenikmatan luar biasa yang sedang
dirasakan babysiters keponakanku.
Semakin lama semakin banyak lendir yang
keluar dari kemaluannya yang membuatku
lebih bergairah lagi, tiba-tiba seluruh tubuh
Imah kejang dan suara lenguhannya
menjadi gagap sedangkan kedua
tangannya meremas kuat kasurnya.
Dengan diiringi lenguhan panjang Imah
mencapai klimak, tubuhnya bergerak tidak
beraturan dan aku lihat sepasang teteknya
mengeras sehingga membuatku ingin
meremasnya dengan kuat. Setelah
kenikmatannya perlahan turun seiring
tenaganya yang habis terkuras membuat
tubuhnya yang bugil menjadi lunglai,
dengan kepasrahannya aku menjadi sangat
ingin segera menembus vaginanya dengan
penisku yang sedari tadi sudah tegang.
"Imah merasa sangat aneh, bingung aku
jelasin rasanya" katanya dengan perlahan.
"Belum pernah aku merasakan hal ini
sebelumnya, aku takut kalau terjadi apa-
apa," sambil memelukku erat. Sambil
kukecup keningnya, aku jawab
kekhawatiranya. "Ini yang disebut
kenikmatan surga dunia dan kamu baru
merasakan sebagian. Imah nggak perlu
takut atau khawatir soal ini, kan aku mau
tanggungjawab kalau kamu hamil," sambil
kubalas pelukannya. Sekilas aku lupa
libidoku dan berganti dengan perasaan
ingin melindungi seorang cewek, kemudian
tanpa disengaja tangan Im-im menyentuh
penisku sehingga membuat penisku
kembali menegang. Wajah Imah tersipu
malu saat aku lihat wajahnya yang
memerah, kucium bibirnya dan tanpa
menunggu komandoku Imah membalasnya
dengan lebih panas lagi dan kini Imah
terlihat lebih PD dalam mengimbangi
cumbuanku. Teteknya aku remas dengan
keras sehingga Imah mengerang kecil. Kini
bajuku dibuka oleh sepasang tangan yang
sedari tadi hanya mampu meremas keras
kasur yang kini sudah acak-acakan spreinya
dan aku imbangi dengan melepas celana
pendekku dan segera terlihat penis yang
sudah tegang karena aku terbiasa tidak
memakai CD saat dirumah. Melihat
pemandangan itu, Imah malu dan menjadi
sangat kikuk saat tangannya aku bimbing
memegang penisku dan setelah terbiasa
dengan pemandangan ini aku membuat
gaya 69 dengan Imah berada diatas yang
membuatnya lebih leluasa menelusuri
penisku. Setelah beberapa lama aku bujuk
untuk mengulumnya, akhirnya Imah mau
melakukan dan menjadi sangat menikmati,
sedangkan aku terus menghujani
vaginanya dengan jilatan lidahku yang
memburunya dengan ganas. Karena tidak
kuat menahan rasa nikmat yang
menyerang seluruh tubuhnya, Im-im tak
mampu meneruskan kulumannya dan lebih
memilih menikmati jilatan lidahku di
vaginanya dan aku tahu Imah
menginginkan kenikmatan yang lebih lagi
sehingga tubuh bugilnya aku rebahkan
sedangkan kini tubuhku menindihnya
sembari aku teruskan bibirku menjelajahi
bibirnya yang memerah. Perlahan
tanganku menuntun tangan kanan Im-im
untuk memegang penisku hingga berada
tepat di depan mulut vaginanya, aku
gosok-gosok penisku di lipatan vaginanya
dan mengakibatkan sensasi yang
menyenangkan, erat sekali tangannya
memelukku sambil terus mengerang
nikmat tanpa memperdulikan lagi suaranya
yang mulai parau. Vaginanya semakin
basah dan perlahan penisku yang tidak
terlalu besar mendesak masuk ke dalam
vaginanya dan usahaku tidak begitu
berhasil karena hanya bisa memasukkan
kepala penisku. Perlahan aku mencoba lagi
dan dengan inisiatif Imah yang
mengangkat kedua kakinya hingga
selakangannya lebih terbuka lebar yang
membuatku lebih leluasa menerobos
masuk vaginanya dan ternyata usahaku
tidak sia-sia. Dengan sedikit menjerit Imah
mengeluh, "Aduh.., sakit. Pelan-pelan
dong" dengan terbata-bata dan lemah
kata-kata yang keluar dari mulutnya. Saat
seluruh penisku telah masuk semua, aku
diam sejenak untuk merasakan hangatnya
lubang vaginanya. Perlahan aku gerakkan
penisku keluar-masuk liang vaginanya
hingga menjadi lebih lancar lagi, semakin
lama semakin kencang aku gerakkan
penisku hingga memasuki liang paling
dalam. Berbagai rancauan yang aku dan
Imah keluarkan untuk mengekspresikan
kenikmatan yang kami alami sudah tidak
terkendali lagi, hampir 15 menit aku
menggenjot vaginanya yang baru pertama
kali dimasuki penis hingga aku merasa
seluruh syaraf kenikmatanku tegang.Rasa
nikmat yang aku rasakan saat spermaku
keluar dan memasuki lubang vaginanya
membuat seluruh tubuhku menegang, aku
lumat habis bibirnya yang memerah hingga
Imah dan kedua tanganku meremas
teteknya yang mengeras. Akhirnya aku bisa
merasakan tubuh Imah yang lama ada
dianganku. Kami berdua tergolek lemah
seolah tubuhku tak bertulang, kupeluk
tubuh Imah dengan erat agar dia tidak
galau dan setelah tenagaku pulih aku
berusaha memakaikan baju padanya
karena Imah tidak mampu berdiri lagi. Saat
aku hendak mengenakan CD aku lihat
sedikit bercak merah dipahanya dan aku
bersihkan dengan CD ku agar Imah tidak
tahu kalau perawannya sudah aku renggut
tanpa dia sadari. Kami berdua melakukan
hal itu berulangkali dan Imah semakin
pintar memuaskanku dan selama ini dia
tidak hamil yang membuatnya sangat PD.
Tanpa disadari 2 tahun aku menikmati
tubuhnya gratis meskipun kini Imah tidak
menjadi babysiters keponakanku sebab
kakakku telah pindah rumah mengikuti
suaminya yang dipindah tugaskan ke
daerah lain. Sekarang Imah menjadi
penjaga rumahku dan sekaligus pemuas
nafsuku saat pacar-pacarku tidak mau aku
ajak bercinta. Saat lebaran seperti biasa
Imah pulang kampung selama 2 minggu
dan yang membuatku kaget dia membawa
seorang cewek sebaya dengan Imah dan
bernama nina yang merupakan sepupunya.
Memang lebih cantik dan lebih seksi dari
Imah yang membuatku berpikir kotor saat
melihat tubuh yang dimiliki Dina yang lugu
seperti Imah 2 tahun yalu. Pada malam
harinya, setelah kami melepas rasa kangen
dengan bercinta hampir 2 jam, Imah tiba-
tiba menjadi serius saat dia mengutarakan
maksudnya. "Mas, aku sudah 2 tahun
melayani Mas untuk membereskan urusah
rumah dan juga memberikan kepuasan
diranjang seperti yang aku berikan saat
ini," Imah terdiam sejenak. "Aku ingin tahu,
apakah ada keinginan Mas untuk
menikahiku meskipun sampai saat ini aku
tidak hamil. Apa Mas mau menikahiku?"
Aku terhenyak dan diam saat disodori
pertanyaan yang tidak pernah terlintas
sedikitpun selama 2 tahun ini. Lama aku
terdiam dan tidak tahu mau berkata apa
dan akhirnya Imah meneruskan
perkataannya. "Imah tahu kalau Mas nggak
ada keinginan untuk menikahiku dan aku
nggak menuntut untuk menjadi suamiku, 2
tahun ini aku merasa sangat bahagia dan
sebelum itu aku telah mencintai Mas dan
menjadi semakin besar saat aku tahu Mas
sangat perhatian denganku." Imah terdiam
lagi dan aku memeluknya erat penuh rasa
sayang dan Imah pun membalas
pelukanku. "Tapi.., aku ingin lebih dari ini.
Aku ingin bisa menikmati cinta dan kasih
sayang seorang suami dan itu yang
membuatku menerima pinangan seorang
pria yang rumahnya tidak jauh dari
desaku." Aku terhenyak dan menjadi lebih
bingung lagi dan belum bisa menerima
kabar yang benar-benar mengagetkanku.
Kami berdua hanya bisa diam dan tanpa
terasa meleleh air mataku dan aku baru
merasa bahwa aku ternyata benar-benar
menginginkannya, namun ternyata sudah
terlambat. Keesokan harinya aku
mengantar Imah ke terminal untuk kembali
pulang ke desanya dan menikah dengan
seorang duda tanpa anak, menurutnya
calon suaminya akan menerimanya
meskipun dia sudah tidak perawan. Dengan
langkah gontai aku kembali ke mobilku dan
kini kontolku melalui hari-hariku tanpa
Imah.
 

Tidak ada komentar:

Pasang Emoticon Anda!

Posting Komentar